Selasa, 19 Juli 2011

POLIGAMINDED (Catatan Kontroversial, Dari Otak "Udang")


Nggak usah cerewet apalagi iri kalo ada laki-laki normal terbesit untuk berpoligami. Larangan saya ini beralasan, 
  1. jumlah kaum hawa lebih banyak ketimbang laki-laki;
  2. garis norma agama membolehkan poligami (berarti nggak haram);
  3. nggak sedikit laki-laki nafsunya senin-kemis, lihat paha mulus, goyangan pantat penyanyi dangdut (jangan ge er, pangeran dangdut);
  4. masih ada wanita yang mau jadi isteri muda; 
  5. menyelamatkan wanita dari tindak asusila; 
  6. suami takut jadi PIL; 
  7. wanita hindari jadi WIL; 
  8. hartanya nggak abis dimakan 7 turunan, sehingga harus dikalikan 2, 3 atau 4 kali turunan; 
  9. mudah jatuh cinta;  
  10. takut berzina ke lokalisasi; 
  11. nggak semua alasan diatas benar.

Yang benar adalah yang nggak mengharamkan poligami dan yang nggak mefardhukan poligami. Sebab poligami nggak bisa jadi tameng buat feminis biar dapat uang dari pendonor asing/barat. Poligami adalah syariat, barang siapa membenci syariat maka dia terlaknat.

Adakah yang lebih baik dari poligami, jika seorang suami ingin menghindari zina? Adakah pilihan cerdas selain poligami, daripada memilih punya WIL? Dan yang terpenting, adakah yang lebih lurus dari poligami, jika memang suami ingin beristeri lebih dari 1?


Jika memang ‘harus’ berpoligami maka: 
  1. isteri tua harus ikhlas; 
  2. ada harta buat nyantuni isteri muda dan anaknya kelak; 
  3. bukan pelarian masalah dari isteri tua; 
  4. isteri muda harus bisa legowo; 
  5. tidak lebih mencintai isteri muda; 
  6. nggak semua dalih diatas betul.


Yang betul, jika berpoligami, maka syaratnya harus bisa ADIL. Adil bukan milik manusia, bukan kewajiban suami, bukan hak isteri, tapi adil milik dan hak Allah azza wajala. Kemampuan adil masing-masing orang, berbeda porsinya. Keadilan dalam poligami adalah adil dalam hal-hal seperti giliran nginep, memberi makan, pakaian dan tempat tinggal. Makanya, kalo benar ingin berpoligami harus bisa menanyai diri sendiri, harus introspeksi dan bertanya kepada diri sendiri “siapkah saya berpoligami?”

Kawan, itu tadi sekelumit keluhan aku. Jika kamu ingin meneriaki aku laki-laki hiperseks, silahkan. Jika kamu ingin menohok aku dengan tudingan posesif, monggo. Tapi satu hal yang kawan semua mesti ngerti bahwa aku melakukannya karena ingin menjalankan syariat, menolak mafsadat. So, sorry banget kalo ternyata incaranmu udah lama juga aku incar. Juga buat kamu yang belum nikah atau telat nikah, nggak usah khawatir, stok perempuan baik-baik masih banyak. Jangan gara-gara gebetanmu digaet orang, kamu ngambek sambil bergumam “aku tak bisa pindah ke lain hati”. Jangan cengeng, lebih baik pikir masa depanmu dengan didampingi wanita muslimah yang taat, daripada harus berkubang maksiat bersama pacaran. Sebab selain membolehkan poligami, Islam mensunahkan nikah dan mengharamkan pacaran. Catat itu.

Bagi kaum hawa yang kebetulan membaca celotehanku ini, juga jangan sewot bin sirik. Sirik tanda tak mau jadi isteri muda. Kalo nggak mau, ya nggak papa tho. Selebihnya simpan aja tulisan ini, barangkali kamu nantinya berubah pikiran.

Poligami memang telah lama terkurung dalam wilayah perdebatan yang tidak ada habis-habisnya. Pemicunya karena ke-zhani-an (tidak tegas) dalil mengenai kebolehannya, disamping adanya praktik buruk poligami yang dilakukan oleh sejumlah oknum. Sehingga ini dijadikan jastifikasi oleh sebagian kalangan untuk menolak keabsahan poligami sebagai sebuah realitas hukum Islam.

Sedihnya, banyak kaum hawa bersikap defensif; meskipun tidak menolak kebolehan poligami, mereka tetap mengajukan sejumlah keberatan dengan bertameng “poligami memang boleh, tapi khan tidak mesti dilakukan”.

Saya hanya ingin menceritakan pengalaman orang yang sudah pernah berumahtangga (meskipun tidak harus rumah saya sendiri). Bahwa orang berumah tangga kadang tidak selalu mengalir kayak air pancuran, kadang-kadang ada riak bahkan ombak besar yang menerjang bahtera rumah tangga. Misalnya, ketika sepasang suami-isteri ingin punya buah hati, tapi Allah menguji sebaliknya, sang isteri ditakdirkan tidak dapat melahirkan anak, sementara sang suami sangat menginginkannya. Atau contoh lain, misalnya isteri yang sangat disayanginya sakit keras sehingga menghalanginya untuk melaksanakan kewajiban sebagai isteri dan ibu. Ada juga misal yang lain, kadang ada seorang laki-laki yang nggak cukup dengan satu isteri, jika ia hanya beristeri satu, justru dapat menyakiti atau menyebabkan kesulitan bagi sang isteri. Serta fakta yang tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah wanita lebih banyak dari lelaki.

Nah, dari uraian singkat diatas, yang merupakan bagian dari permasalahan umat manusia, bisa dibayangkan kalo pintu gerbang poligami ditutup rapat-rapat, maka justru kerusakanlah yang menghinggapi kita semua, dan secara empirik, tengah terjadi sekarang.

Tapi kawan, tulisan ini bukan dalil bagi saya untuk mendapatkan isteri muda di forum ini (biasa, ngeles). Yang jelas Islam punya dalil tentang itu dan tidak perlu dalil bikinan manusia, yang cenderung menuruti hawa nafsu belaka.

Sebagai akhir kawan, biar kamu bisa cepat mengakhiri kesinisanmu terhadapku ketika membaca coretan ini, maka ada baiknya kita dengar cerita saya punya tetangga, tetangga saya punya teman, temannya tetangga punya saudara, saudaranya teman tetangga saya itu punya anak wanita, anak wanita dari saudara temannya tetangga itu ditinggal mati suaminya karena kecelakaan. Wanita tadi harus menghidupi 8 anak yang ditinggal mati suaminya. Karena harus konsentrasi cari nafkah, maka pergaulan dan masa depan anaknya tidak terurus, salah 2 anak perempuannya yang beranjak dewasa bekerja tengah malam di pertigaan jalan kota, bukan sebagai penjual bakmi goreng, dia menjual daging, bukan juga dia pedagang ikan-ikanan, tapi sebagai pekerja seks komersil.

Seandainya kawan, si wanita tadi memilih untuk jadi istri muda atau memilih menikah lagi, tentu keadaanya akan berbeda. Jadi, jangan larang lagi aku berpoligami minded.
Oiya Kawan, saya yakin setelah catatan ini dilansir, pasti banyak para akhwat yang nggak berani minta di tag (kecuali yang sudah bersuami), banyak cewek yang sinis, silahkan saja, lha wong saya cuman Poligaminded.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar