Sabtu, 23 Juli 2011

Menjauhi Perkara Yang Syubhat


"Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas, di antara keduanya ada perkara-perkara yang samar (syubhat) yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Siapa saja yang menjaga diri dari syubhat maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Siapa saja yang jatuh ke dalam syubhat maka ia hampir terjatuh pada yang haram, seperti penggembala yang menggembala di sekitar hima (daerah terlarang); hampir-hampir ia (terjatuh) menggembala di dalamnya. Ingatlah, setiap raja memiliki hima. Ingatlah, hima Allah adalah apa-apa yang Dia haramkan, dan ingatlah di dalam tubuh ada sekerat daging, jika ia baik, seluruh tubuhpun baik dan jika ia rusak maka rusak pulalah seluruh tubuh. Ingatlah itu adalah kalbu".(HR al-Bukhari, Muslim, Ahmad, an-Nasai, Ibn Majah, Abu Dawud, at-Tirmidzi, ad-Darimi, al-Baihaqi).

Hadis dari an-Nu’man bin Basyir ini disepakati kesahihannya. Menurut para ulama, hadis ini termasuk di antara pokok terpenting dalam agama.
Hadis ini menjelaskan, bahwa sesuatu dan perbuatan itu ada yang sudah jelas halal dan haramnya. Di antaranya ada yang samar (syubhat); halal ataukah haram bagi banyak orang, tetapi jelas bagi sebagian orang, yaitu ulama. Bagi siapa saja yang halal-haramnya sesuatu atau perbuatan masih samar (syubhat), hendaknya ia tidak mengambil atau melakukannya hingga jelas baginya bahwa itu halal, khawatir terjerumus dalam keharaman.

Kesamaran (syubhat) tentang status hukum sesuatu atau perbuatan itu bisa datang dari beberapa faktor.  
Pertama: faktor nash, yaitu ketika dalâlah nash-nash yang ada belum dipahami dengan jelas menunjukkan halal atau haram. Misalnya, karena adanya dua nash yang terlihat bertentangan, yang satu menunjukkan halal dan lain menunjukkan haram. Selama belum jelas maka hendaknya menahan diri, tidak mengambil atau melakukannya, sampai kemudian jelas halal atau haramnya, baik dengan menjamak (mempertemukan) nash-nash itu atau akhirnya harus dilakukan tarjîh. Tentu untuk melakukan itu diperlukan ilmu syariah yang cukup sehingga hanya ulama yang bisa melakukannya.
Kedua: faktor kesamaran terkait dengan sesuatu itu sendiri. Ini ada beberapa hal:

Kamis, 21 Juli 2011

Malu (Aku) Jadi Anak Indonesia



Oleh: Alga Biru

Malu (aku) jadi anak Indonesia
Apalah daya cita-cita
Jika aku tak dapat bersekolah
Apalah daya ibu bapak bekerja
Sedang makanpun kami kepayahan

Malu (aku) jadi anak indonesia
Kulihat pengemis berserakan
Anak-anak kecil turut bekerja membanting tulang
Tidak peduli siang atau malam
Panas terik atau guyuran hujan

Anak- anak perempuan menjadi pemuas birahi hidung belang
Anak-anak laki-laki menjadi korban pelecehan
Anak- anak indonesia biasa dgn pornoaksi
Anak-anak Indonesia tercemar pornografi
Anak-anak Indonesia terjerat kasus aborsi

Kado Kecil Nan Indah Untuk Mama


Oleh Media Islam Online

 


“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu-bapakmu, hanya kepada-Kulah engakau kembali”. (TQS. Luqman: 14)

Sungguh berbahagialah orang tua yang memiliki anak yang paham tentang bagaimana bersikap baik terhadap orang tua. Juga berbahagialah anak yang memahami bagaimana bersikap semestinya kepada orang tua, karena kesempatan membahagiakan orang tua sesungguhnya adalah sebuah kebahagiaan pula.

Ku meniti bait-bait nan mempesona kupersembahkan hanya untuk mama..takkan ada yg bisa membalas air susu yang telah mama berikan pada anakmu ini, takkan mampu anakmu ini membalas rasa letih mama saat berpayah-payah selama 9 bulanmembawaku dalam kandungan mama dan ketika ku lahir mama dengan segenap jiwa merawat, menjaga serta mendidikku. Ma..mama adalah orang yang sangat sabar, kuat, dan hebat. Meski saat ini sahabat sejati mama telah pergi lebih dulu menghadap Rabb kita, mama bisa tetap tegak berdiri dengan kuat menjadi papa dan mama untuk anak-anakmu.

Sebagai sebuah cermin yang saat ini aku berkaca dari kisah yang membuatku semakin takkan bisa membalas segala curahan kasih, perhatian dan cintamu pada anak-anakmu. Ini sebuah kado kecil nan indah untuk mama.
Kawan…mari menyelami kisah singkat ini dan reguklah ibroh yang terkandung didalamnya sebagai pembelajaran bagi kita untuk lebih memahami, mengerti, menjaga, menafkahi, merawat, dan menyayangi ibu. Sosok wanita yang sangat luar biasa.

“Semuanya Demi Untukku”

Hukum Memotong Kuku Saat Junub/Haid


Bagaimana apabila sebelum mandi junub kita memotong rambut/kuku dan lain2? Apakah mandinya tetap sah atau harus diulangi atau malah tidak diterima atau tetap dalam keadaan junub sampai kita meninggal?

Hukum mandinya tetap sah, memotong kuku atau rambut atau yang lainnya saat junub sangat tidak dianjurkan karena dikhawatirkan anggota yang belum tersucikan besok dialam akhirat dikembalikan dalam keadaan junub. Namun hal ini tidak sampai menyebabkan memotong rambut/kuku saat junub dihukumi haram dan tidak mempengaruhi sama sekali atas sah atau tidaknya mandi besarnya.

Referensi

Qulyubi wa Amirah I halaman 68

( فَائِدَةٌ ) : قَالَ فِي الْإِحْيَاءِ لَا يَنْبَغِي لِلْإِنْسَانِ أَنْ يُزِيلَ شَيْئًا مِنْ شَعْرِه أَوْ يَقُصَّ شَيْئًا مِنْ ظُفْرِهِ أَوْ يَسْتَحِدَّ أَوْ يُخْرِجَ دَمًا أَوْ يُبِينَ مِنْ نَفْسِهِ جُزْءًا وَهُوَ جُنُبٌ إذْ سَائِرُ أَجْزَائِهِ تُرَدُّ إلَيْهِ فِي الْآخِرَةِ فَيَعُودُ جُنُبًا ، وَيُقَالُ : إنَّ كُلَّ عَشَرَةٍ تُطَالِبُهُ بِجَنَابَتِهَا انْتَهَى ، وَفِي عَوْدِ نَحْوِ
الدَّمِ نَظَرٌ ، وَكَذَا فِي غَيْرِهِ لِأَنَّ الْعَائِدَ هُوَ الْأَجْزَاءُ الَّتِي مَاتَ عَلَيْهَا إلَّا نَقْصَ نَحْوِ عُضْوٍ فَرَاجِعْهُ

catatan KH. Muhib Aman Aly
Perlu di pahami bahwa tidak ada larangan atau hukum haram memotong rambut atau kuku pada saat haid atau junub, dan rambut atau kuku yang terlepas sebelum mandi besar tidak wajib di sucikan. Namun demikian, para ulama menganjurkan bagi orang yang sedang haid, nifas atau junub untuk tidak memotong kuku, atau rambut atau mengeluarkan darahnya sebelum melakukan mandi besar. Demikian ini disebabkan kelak di akhirat akan di kembalikan pada jasadnya dalam keadaan hadats besar karena tidak ikut disucikan ketika mandi besar.

Rabu, 20 Juli 2011

Bukan Cinta Si Buta Dari Gua Hantu…

What is love?
Katanya sih cinta itu
Perasaan mendalam yang tak dapat diukur
Katanya sih cinta itu buta alias “love is blind!”
love is...
Cinta adalah cinta...
Cinta Adalah Pengorbanan
Cinta tak dapat diciptakan pula tak dapat dimusnahkan..
Cinta membuat pengecut menjadi pahlawan dan membuat pahlawan seperti pengecut
Cinta adalah berbagi
Cinta adalah rela untuk mencinta dan dicinta
Cinta adalah kursus puisi gratis!
Gunung yang paling tinggi pun kudaki
Lautan yang paling dalam pun kuseberangi
Kalo love berbalas (happy all the da)
Kalo love ditolak (dunia runtuh)

Cinta itu fitrah
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
(TQS ar-Rum [30]:21)


Kado Untuk Yang Akan Menikah...


MENUJU KELUARGA SAKINAH

“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuniaNya. Dan Allah Maha luas (pemberiannya) lagi Maha Mengetahui .
(QS. Surat An-Nur:32).

“Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kamu telah memiliki kemampuan, maka hendaklah ia kawin, karena dengan menikah dapat menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, dan barangsiapa yang belum mampu hendaklah ia berpuasa, karena dengan puasa itu dapat menjadi penghalang.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
.
Manakala seseorang telah beristeri, berarti ia telah menyempurnakan separuh agama. Maka takutlah keapada Allah untuk menyempurnakan separuh lainnya”
(HR. Baihaqi)

Tiga golongan yang berhak ditolong oleh Allah; pejuang di jalan  Allah, mukatib (budak yang membeli  dirinya dari tuannya) yang mau melunasi pembayarannya dan orang yang menikah karena hendak menjauhkan diri dari yang haram”
(HR Turmudzi)

Sebagai sebuah ibadah, pernikahan memiliki sejumlah tujuan mulia. Memahami tujuan itu sangatlah penting guna menghindarkan pernikahan bergerak tak tentu arah yang akan membuatnya sia-sia tak bermakna. Tujuan-tujuan itu adalah:
1.   mewujudkan mawaddah dan rahmat, yakni terjalinnya cinta kasih dan tergapainya ketentraman hati  (sakinah) (ar-Rum 21);
2.   Melanjutkan keturunan dan menghindarkan dosa;
3.   Mempererat tali silaturahim;
4.   Sebagai sarana dakwah;
5.   Menggapai mardhatillah. Jika demikian tujuan pernikahan yang sebenarnya, maka dapat dipastikan bahwa suatu pernikahan yang tidak diarahkan untuk mewujudkan keluarga sakinah, berarti jauh dari apa yang diajarkan oleh Islam.

Lalu, apa ukuran sebuah keluarga disebut sakinah?

Secangkir Kopi Revolusi

Apakah kita cukup berani untuk mengatakan yang benar sebagai sebuah kebenaran dan yang salah sebagai sebuah kesalahan? Atau kita bahkan tak tahu dengan jelas mana yang disebut kebenaran? Hingga kita mencampuradukkan keduanya.

Mari duduk bersamaku kawan. Kan kuseduhkan secangkir kopi sambil kita bercerita tentang kebenaran. Nalar kita akan tumpul jika tak sedikitpun kita berpikir tentang kehidupan. Jiwa kita akan mati jika terus terlena dengan kenikmatan dunia. Dan idealisme kita akan memudar jika api perlawanan terhadap kebatilan kita padamkan.

Sampai kapan kita mau dibohongi oleh rezim yang tak bertanggung jawab? Tentang klaim-klaim yang tidak ada faktanya sama sekali. Dan sampai kapan kita akan disengsarakan oleh gurita kapitalisme? Yang mencengkram lengan-lengan kita, menghisap sari pati kebahagiaan kita, dan mengambil segala sesuatunya dari kita.

Mari duduk bersamaku kawan. Kan kuseduhkan kopi paling nikmat. Dari bijih kopi yang tumbuh subur di kaki gunung Kilimanjaro. Kita akan menyeruput segelas kopi sambil berbicara tentang revolusi, tentang perubahan. Sekali waktu kita akan menjejakkan kaki di puncak Semeru. Meresapi belaian angin yang begitu dingin. Membawa seluruh impian kita tentang merubah dunia. Tentu kau masih yakin dengan impian itu kan? Impian yang juga telah digariskan Tuhan kita.